Kegelisahan, kedukaan dan airmata adalah bagian sketsa hidup di dunia ini.
Tetesan airmata bermuara dari hati yang terselaputkan kegelisahan jiwa terkadang
memilukan, hingga membuat keresahan dan kebimbangan. Kedukaan karena kerinduan
yang teramat sangat dalam menyebabkan kepedihan yang memenuhi rongga dada, jiwa
yang rapuh pun berkisah pada alam serta kehidupan, bertanya dimanakah pasangan
jiwa berada. Lalu, hati menciptakan serpihan kegelisahan, bagaikan anak yang
hilang dari ibunya di tengah keramaian.
Keinginan bertemu pasangan jiwa, bukankah itu sebuah fitrah? Semua itu
hadir tanpa disadari sebelumnya hingga tanpa sadar telah menjadi bagian hidup
yang tak terpisahkan. Sebuah kewajaran pula bahwa setiap wanita ingin menjadi
seorang istri dan ibu yang baik ketimbang menjalani hidup dalam kesendirian.
Dengan sentuhan kasih sayang dan belaiannya akan terbentuk jiwa-jiwa yang sholeh
dan sholehah. Duhai... betapa mulianya kedudukan seorang wanita, apalagi bila ia
seorang wanita beriman yang mampu membina dan menjaga keindahan Islami hingga
memenuhi setiap sudut rumahtangganya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala pun telah menciptakan wanita dengan segala
keistimewaannya, hamil, melahirkan, menyusui hingga keta'atan dan memenuhi
hak-hak suaminya laksana arena jihad fisabilillah. Karena itu, yakinkah batin
ini tiada goresan saat melihat pernikahan wanita lain dibawah umurnya? Pernahkah
kita menyaksikan kepedihan wanita yang berazam menjaga kehormatan diri hingga ia
menemukan pasangan jiwanya? Dapatkah kita menggambarkan perasaannya yang
merintih saat melihat kebahagiaan wanita lain melahirkan anak? Atau, tidakkah
kita melihat kilas tatapan sedih mereka ketika melihat aqiqah anak kita?
Letih... sungguh amat letih jiwa dan raga, sendiri mengayuh biduk kecil
dengan rasa hampa tanpa tahu kapankah berlabuh.
Ukhti sholehah yang disayang Allah Subhanahu wa Ta'ala...
Dalam Islam, kehidupan manusia bukan hanya untuk dunia ini saja, ada dunia
fana, pun ada akhirat. Memang, setiap manusia sudah diciptakan berpasangan,
namun maksudnya tidak dibatasi hanya dunia fana ini saja. Jadi mungkin saja ada
manusia yang jodohnya baru dipertemukan nanti di akhirat. Seseorang yang belum
menemukan pasangan jiwanya di dunia fana ini, insya Allah akan dipertemukan di
akhirat nanti, selama ia beriman dan bertaqwa serta sabar atas ujian-Nya yang
telah menetapkan dirinya sebagai lajang di dunia fana.
Keresahan dan kegelisahan janganlah sampai merubah pandangan kepada Allah
Subhanahu wa Ta'ala. Kalaulah rasa itu selalu menghantui, usah kau lara sendiri
duhai ukhti, taqarrub-lah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kembalikan segala
urusan hanya kepada-Nya, bukankah hanya Ia yang Maha Memberi dan Maha Pengasih.
Ikhtiar, munajat serta untaian doa tiada habis-habisnya curahkanlah kepada Sang
Pemilik Hati. Jangan membandingkan diri ini dengan wanita lain, karena Allah
pasti memberikan yang terbaik untuk setiap hamba-Nya, meski ia tidak
menyadarinya.
Usahlah dirimu bersedih lalu menangis di penghujung malam karena tak
kunjung usai memikirkan siapa kiranya pasangan jiwa, menangislah karena airmata
permohonan kepada-Nya di setiap sujud. Jadikan hidup ini penuh dengan harapan
baik kepada Sang Pemilik Jiwa, dan kesiapan menghadapi putaran waktu, hingga
setiap gerak langkah serta helaan nafas bernilai ibadah kepada Allah Subhanahu
wa Ta'ala. Tausyiah-lah selalu batin dengan tarbiyah Ilahi hingga diri ini tidak
sepi dalam keheningan. Bukankah kalau sudah saatnya tiba, jodoh itu tak akan
lari kemana, karena sejak ruh telah menyatu dengan jasad ini, siapa pasangan
jiwamu pun telah dituliskan-Nya.
Sabar dan sabarlah ukhti sholehah...
Bukankah matahari akan selalu menghiasi pagi dengan kemewahan sinar
keemasannya, malam pun masih indah dengan bintang gemintang keperakan, dan kicau
bening burung malam selalu riang mencandai sang rembulan. Senyumlah, laksana
senyum penuh pesona butir embun yang selalu setia melantunkan tasbih dan tahmid
di kala subuh. Hapuslah airmata di pipi, hilangkan lara di hati hingga akan
dirimu rasakan tak ada lagi gejolak keresahan, kegamangan atau pun kegelisahan,
terimalah semua sebagai bagian dari perjalanan hidup, hingga dirimu temukan
rahasia kehidupan bahwa semua ini adalah tanda kebesaran hati dan jiwa, semoga.
Wallahu alam bi showab,
*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb Fillah wa Lillah,
Abu Aufa |